Berita Metropolitan, Jakarta – Pemerintah Kelurahan Srengseng, Jakarta Barat, mengintensifkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan RT 003 RW 08 pada Jumat (24/1).
Program ini bertujuan menekan penyebaran penyakit demam berdarah yang masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat.
Sekretaris Kelurahan Srengseng, Rizky Raya Dwiputra, menjelaskan bahwa kegiatan PSN dilakukan rutin setiap Jumat pagi.
“Kegiatan ini melibatkan petugas gabungan, mulai dari Satpol PP, Damkar, Puskesmas, hingga kader jumantik,” ujarnya.
Para petugas yang terlibat bertugas memantau dan memeriksa keberadaan jentik nyamuk di tempat-tempat yang rawan menjadi sarang perkembangbiakan.
Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh demi menciptakan lingkungan yang sehat.
Sekkel Rizky menyebutkan bahwa kegiatan pemantauan dilakukan secara door-to-door oleh para kader jumantik dan petugas lainnya.
“Mereka memeriksa tempat penampungan air yang sering luput dari perhatian,” tambahnya.
Beberapa tempat yang menjadi fokus pemeriksaan di antaranya adalah bak mandi, dispenser, pot bunga, wadah air kandang burung, hingga ember yang digunakan sehari-hari.
Dari hasil pemeriksaan acak di 25 rumah warga, ditemukan bahwa 8 rumah positif terdapat jentik nyamuk. Dengan demikian, Angka Bebas Jentik (ABJ) di wilayah tersebut mencapai 68 persen
“Kami langsung mengambil langkah pengurasan di tempat yang ditemukan jentik nyamuk dan menaburkan bubuk abate untuk membunuh larva,” ungkap Sekkel Rizky.
Selain itu, kegiatan ini juga diiringi dengan edukasi kepada pemilik rumah agar mereka lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan masing-masing.
Sekkel Rizky menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mencegah demam berdarah.
Salah satu caranya adalah dengan menjadi jumantik mandiri di rumah masing-masing.
Di sela-sela kegiatan, petugas juga menyampaikan informasi tentang nyamuk wolbachia.
Sosialisasi ini dilakukan sebagai upaya baru untuk menekan penyebaran penyakit demam berdarah.
Nyamuk wolbachia merupakan nyamuk yang telah direkayasa secara ilmiah untuk mengurangi kemampuan nyamuk Aedes aegypti dalam menyebarkan virus dengue.
“Kami masih dalam tahap sosialisasi nyamuk wolbachia. Rencananya implementasi program ini akan dilakukan pada Februari atau Maret 2025,” jelas Sekkel Rizky.
Program PSN dan edukasi nyamuk wolbachia diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pola hidup bersih dan sehat.
Sekkel Rizky juga menekankan kepada warga pentingnya menjalankan pola 3M, yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Pemilik rumah yang ditemukan jentik nyamuk kami minta lebih aktif menjaga kebersihan tempat tinggal mereka,” tambahnya.
Program ini juga menjadi bagian dari upaya pencegahan berbasis komunitas, di mana seluruh elemen masyarakat dilibatkan untuk menjaga lingkungan.
Kegiatan PSN bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan langkah konkret dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat, khususnya di musim hujan.
Selain pemeriksaan, para petugas juga memberikan materi edukasi berupa brosur dan tips menjaga kebersihan rumah agar lebih mudah dipahami masyarakat.
Diharapkan, kesadaran warga dalam menjalankan pola hidup bersih dapat mencegah penyebaran demam berdarah secara signifikan di wilayah Srengseng.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, kader jumantik, dan warga, program ini diharapkan menjadi model pencegahan penyakit berbasis komunitas yang efektif dan berkelanjutan.
Reporter: Alif