Berita Metropolitan, Cianjur – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur menyatakan bahwa saat ini belum ada rencana untuk mengeluarkan kebijakan yang mengatur tes kehamilan bagi pelajar perempuan di tingkat SMA/SMK.
Hal ini menyusul viralnya video yang menunjukkan sejumlah siswi di SMA Sulthan Baruna, Kecamatan Cikadu, Cianjur, mengikuti tes kehamilan di sekolah.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengadakan rapat koordinasi dengan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), dinas terkait, serta tokoh agama setempat.
Dalam kesempatan tersebut, ia menanggapi adanya kegiatan tes kehamilan yang viral, yang menurutnya bertujuan baik namun kurang tepat dalam penyampaiannya.
“Meskipun niatnya baik, saya menyayangkan bahwa kegiatan ini menjadi perhatian publik. Hal ini bisa memicu kecemasan yang tidak perlu bagi para pelajar,” ungkap Bupati Herman dalam konferensi pers di Pendopo Cianjur.
Namun demikian, Bupati Herman menegaskan bahwa Pemkab Cianjur tidak berencana untuk mengeluarkan kebijakan khusus mengenai tes kehamilan bagi pelajar.
Sebaliknya, pemerintah lebih fokus untuk mencari akar masalah dan menangani kenakalan remaja serta pergaulan bebas yang menjadi perhatian banyak pihak.
Bupati Herman menambahkan, penanganan permasalahan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, dinas pendidikan, dan pemerintah, tetapi juga masyarakat, khususnya orang tua siswa.
Diperlukan keterlibatan orang tua dalam membimbing dan mengawasi pergaulan anak-anak mereka di luar sekolah.
Meskipun demikian, Bupati Herman menilai kegiatan tes kehamilan yang dilakukan SMA Sulthan Baruna memiliki tujuan positif.
Ia menyarankan agar program serupa dapat diterapkan di sekolah-sekolah lainnya dengan pendekatan yang lebih tepat.
“Sekolah tersebut memiliki niat yang baik, tetapi cara penyampaian dan publikasinya yang tidak tepat. Hal itu bisa menjadi pemicu kecemasan bagi siswa. Namun, saya percaya bahwa tujuan mereka untuk mencegah perilaku negatif sangatlah positif,” tambahnya.
Bupati Herman juga mengatakan bahwa meskipun tes kehamilan tersebut dapat dilanjutkan, hasilnya sebaiknya disimpan untuk keperluan internal masing-masing sekolah dan tidak disebarluaskan.
Menurutnya, dengan adanya tes seperti itu, diharapkan siswa dapat lebih bijak dalam menjaga perilaku mereka dan menghindari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri.
“Saya rasa program semacam ini dapat berdampak positif, asalkan dilaksanakan dengan cara yang bijak. Bahkan, saya berharap sekolah lain dapat mengadopsi program serupa untuk meningkatkan kesadaran di kalangan pelajar,” ujar Bupati Herman.
Bupati Herman juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini, tidak ada sekolah lain yang melaksanakan tes kehamilan, selain SMA di Kecamatan Cikadu tersebut.
Ia menambahkan, apa yang dilakukan sekolah tersebut termasuk upaya pencegahan kenakalan remaja, seperti tes urine dan kegiatan lain yang bertujuan menjaga moralitas pelajar.
Sebagai tindak lanjut, Pemkab Cianjur bersama Forkopimda dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) telah menggelar rapat koordinasi setelah video tes kehamilan viral.
Rencananya, Forkopimda akan mengunjungi sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi kepada para pelajar terkait pencegahan kenakalan remaja.
Sebelumnya, pada Senin, 20 Januari 2025, video yang menunjukkan sejumlah siswi SMA Sulthan Baruna Cikadu antre untuk menjalani tes kehamilan tersebar luas di media sosial.
Video tersebut pertama kali diunggah di akun TikTok @bugurudesa2, yang kemudian menjadi viral dan menarik perhatian publik.
Meskipun begitu, Bupati Herman menegaskan pentingnya pendekatan yang lebih holistik dalam menangani masalah pergaulan bebas dan kenakalan remaja.
Ia berharap masyarakat, sekolah, dan pemerintah dapat bekerjasama lebih baik dalam mencegah permasalahan ini dengan pendekatan yang lebih mengedepankan pendidikan dan bimbingan yang konstruktif.
Redaksi.