Berita Metropolitan Pontianak, Kalbar – 2 Juli 2025 Sebuah terobosan menarik datang dari lingkungan Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (Polda Kalbar). Siapa sangka, lahan kosong di kompleks institusi kepolisian kini menjelma menjadi kebun cabai produktif yang tidak hanya subur, tetapi juga menghasilkan panen yang luar biasa secara kualitas dan kuantitas.
Tanaman cabai yang ditanam di polibag dengan media pupuk kandang alami itu tampak lebat menggantung. Dalam satu pohon, jumlah buah cabai bahkan lebih banyak dari daunnya. Produksinya pun berkelanjutan tanpa jeda, menunjukkan teknik budidaya yang efisien dan berorientasi pada ketahanan pangan.
“Inovasi ini patut diacungi jempol. Ini bukan sekadar bertani, tetapi bagaimana memanfaatkan ruang terbatas untuk menghasilkan nilai ekonomi yang nyata,” kata Dr. Herman Hofi Mumawar, pengamat hukum dan kebijakan publik Kalbar saat meninjau lokasi budidaya pada Selasa, 2 Juli 2025.
Menurut Herman, keberhasilan ini semestinya menjadi contoh inspiratif bagi Dinas Pertanian dan kelompok-kelompok tani di seluruh Kalimantan Barat. “Teknik sederhana ini bisa dipelajari, direplikasi, bahkan dikembangkan dalam skala lebih besar. Ini momentum yang tepat untuk sinergi lintas sektor,” tegasnya.
Dalam kunjungan itu, Dr. Herman juga sempat berdialog langsung dengan personel Polda Kalbar yang terlibat dalam perawatan tanaman. Salah satu petugas menjelaskan bahwa bibit yang digunakan merupakan varietas unggul yang cocok dengan iklim Kalbar, tanpa teknologi mahal, hanya mengandalkan komitmen dan disiplin tinggi.
“Yang penting paham karakter tanaman dan telaten merawat. Tidak rumit, biaya pun rendah,” ujar salah satu anggota polisi yang turut merawat kebun cabai.
Langkah sederhana ini dinilai berpotensi besar jika dikembangkan lebih luas. Cabai merupakan komoditas dengan permintaan pasar yang relatif stabil, bahkan cenderung meningkat. Dengan demikian, keberhasilan ini bisa menjadi model pertanian urban yang mampu mengatasi keterbatasan lahan dan menopang ekonomi lokal.
Dr. Herman juga menekankan pentingnya kolaborasi antara institusi pemerintah, petani lokal, dan pihak-pihak non-tradisional seperti aparat kepolisian. “Dinas Pertanian tidak perlu gengsi belajar dari polisi. Justru ini bukti bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci pembangunan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan,” katanya.
Keberhasilan Polda Kalbar menunjukkan bahwa inovasi bukan hanya milik akademisi atau teknokrat, tetapi bisa lahir dari kesederhanaan, kemauan, dan kerja nyata. Saatnya semua pihak menjadikan inspirasi ini sebagai gerakan pertanian baru Kalbar, menuju ketahanan pangan berbasis kemandirian dan kemitraan.
Pewarta : Jono Aktivis 98
Tim Redaksi Nasional.