Jakarta – Maraknya toko obat keras tipe G golongan HCL jenis Tramadol, Hexymer, Trihexyphenidyl, kamlet dan lain lain diwilayah kecamatan tambora jakarta barat. Sabtu 8 feb 2025
Saat kami melintas terpantau jelas sebuah toko di stasiun angke tepatnya kurang lebih 20 meter dari pintu gerbang parkir masuk stasiun angke sebelah selatan.
Saat penjaga toko di tanya nama dan ini pemiliknya siapa, penjaga toko menjawab, “nama saya syahrul dan nama bos nya ga tau” ucap sipenjaga toko (syahrul)
Dan awak mediapun menyuruh syahrul untuk menghubungi pemilik toko atau bos nya, dan berkomunikasi lewat telpon WhatsApp, “izin bang sy dari media, maaf abang siapa, saya dari PASPAMPRES” cetusnya dengan nada marah supaya usahanya tidak ditayangkan di media
Setelah tim media mengambil gambar untuk proses tayang berita, dalam perjalanan ada beberapa kali telp. Setelah dihubungi balik nomer tersebut ternyata pemilik toko Pil Koplo-Red yang berkedok toko kosmetik bernama putra/hendra entah nama mana yang benar.
Ada juga beberapa yang telpon ke Wartawan yang katanya anak buah dari hendra/putra bernama Maulana, dia (Maulana) dengan nada menggertak dan mengancam akan mencari Wartawan yang menayangkan beritanya
Ketua Umum Pengurus Besar – Forum Ulama dan Aktivis (PB-FORMULA) Tuan Guru Drs.DEDI HERMANTO angkat bicara terkait pemilik toko obat keras tipe G golongan HCL jenis Tramadol, Hexymer, Trihexyphenidyl, kamlet dan lain lain (Pil Koplo-Red), “mengaku seorang anggota PASPAMPRES yang seharusnya berdedikasi agar tercipta integritas yang lebih baik” ujar Tuan Guru Drs.DEDI HERMANTO
Lanjut tuan guru, “Aparat penegak hukum (APH) semestinya sigap terhadap lingkungan nya, bukannya dirusak karena karena adanya deal tangan.” Tutupnya